Badai yang mulai menerjang pada Selasa, 12 April malam waktu setempat itu, telah mereda pada Rabu pagi waktu setempat. Namun sejumlah jalan masih terendam air akibat banjir.
Juru bicara dewan kota, Mohammed al-Shwayman mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/4/2016), otoritas Riyadh telah menerapkan rencana emergensi untuk menanggulangi banjir tersebut.
Lalu lintas pun mengalami kemacetan hingga empat kilometer di sepanjang salah satu jalanan utama di Riyadh. Banyak kendaraan mengalami mogok seiring banjir yang melanda jalan-jalan di Riyadh.
Banjir seperti ini merupakan peristiwa langka di Riyadh, yang dikenal akan suhu udaranya yang panas dan hanya sesekali diguyur hujan lebat.
Disampaikan Departemen Pertahanan Sipil Saudi, seperti dilansir AFP, Jumat (15/4/2016), korban tewas akibat banjir langka itu berasal dari sejumlah wilayah Saudi, mulai dari Riyadh hingga Hail, juga Makkah, Madinah, Al-Baha, Asir, Najran dan Jazan. Departemen tersebut juga menyatakan, pihaknya berhasil menyelamatkan 915 orang dari banjir.
Organisasi Bulan Sabit Merah Saudi secara terpisah melaporkan, satu korban tewas berasal dari wilayah Al-Baha, yang berjarak lebih dari 300 kilometer dari Jazan. Sekitar 27 orang lainnya di Al-Baha dilaporkan mengalami luka-luka selama 3 hari setelah mengalami kecelakaan di tengah hujan deras.
Sumber keamanan setempat menuturkan, sedikitnya 10 korban tewas berasal dari Provinsi Amran, sebelah utara ibukota Sanaa. Sejumlah orang lainnya dilaporkan hilang di wilayah yang sama.
Sedangkan 14 korban tewas lainnya berasal dari wilayah Hajjah, sebelah barat laut Sanaa. Wilayah Hajjah juga dilanda longsor akibat hujan deras dan merenggut beberapa nyawa. Banjir di Amran dan Hajjah dilaporkan merusak sejumlah rusak serta memutus akses jalan. Salah satu bendungan setempat, dilaporkan jebol hingga membanjiri area pertanian di sekitarnya dan merobohkan sebuah jembatan.
Tonton Videonya....